http://www.fcbarcelona.co.id/

Selasa, 23 Desember 2014

Cara Mempengaruhi Orang Lain, untuk Membuat Suatu Keputusan Anda yang Terbaik






1.      Adanya Fakta merupakan segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi kenyataan
2.    Jangan membuat orang lain tersinggung dengan pendapat kita yang berlibahan membuat orang lain merasa tidak nyaman.
3.      Harus teruji, kenapa harus teruji? Jika memperdebatkan karya ilmiah harus dengan di uji coba hasil kita untuk meyakinkan orang lain.
4.      Hargai pendapat orang lain, maka anda akan selalu dihargai.

5.      Yang terakhir jangan terbawa emosi jika berpendapat.

Hal yang Menimbulkan Konflik Organisasional




Hal yang Menimbulkan Konflik Organisasional

  • Perbedaan individu

Individu merupakan merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil pembentuk masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Setiap individu memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan ini dapat menjadi faktor penyebab dari sebuah konflik, sebab setiap individu tidak selalu sepemikiran atau sejalan dengan individu lainnya dalam sebuah kelompok atau organisasi. 
  • Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
  •  Perbedaan kepentingan individu atau kelompok

Setiap manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang yang berbeda. Dengan demikian setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Perbedaan kepentingan ini dapat memicu konflik antar individu dengan individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

  •       Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.

  •            Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.

Komunikasi serta interaksi yang buruk, dalam arti komunikasi atau interaksi yang menimbulkan kesalahpahaman anatara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik.


Senin, 22 Desember 2014

Konflik Organisasi dan Jenis Konflik

Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawaserta ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, komflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
  1.       Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat dari pada berbangkitnya keadaan ketidak setujuan, kontroversi dan pertentangan diantara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
  2.      Menurut Gibson et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri-sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
  3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa didalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
  4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan infividual, interpesonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
  5. Menurut Minnery (1985), konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling terantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
  6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadak konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
  7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
  8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perlaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole:1984).
  9. Konflik senantiasa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber-sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myres, 1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart. 1993:341).
  10. Interaksi yang disebut komunikasi antara indivudu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkan akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda-beda (Davito, 1995:381).




Jenis – Jenis Konflik


Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam:
-          Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)).
-          Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antara keluarga, antar gank).
-          Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan masa).
-          Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).
-          Konflik antar atau tidak antar agama.
-          Konflik antar politik.
-          Konflik individu dengan kelompok.

Sebab Timbul nya Konflik

Adanya konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik. Secara umum terjadi karena:
1.      adanya aspirasi tidak ditampung.
2.      Saling ketergantungan tugas.
3.      Ketergantungan satu arah.
4.      Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5.      Distorsi komunikasi.
6.      Tidak ada pedoman.
7.      Aturan yang kurang jelas.
8.      Kurang transparanya beberapa hal.




sumber 1
sumber 2

Popular Posts

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Kontributor

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger

Blogger templates