Six Sigma
Six
sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total
Quality Manajemen (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami
sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk,
menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan
menghilangkan biaya. Six sigmajuga disebut sistem
komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk
mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan
kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu
DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control )dan alat
karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto(Pareto
Chart) dan Histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja
bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah. Dari berbagai penjelasan tentang six sigma,
ada banyak definisi yang dipaparkan – namun jika kita tarik garis kesimpulan
ada tiga hal yang mendasar dari definisi six sigma.
Strategi yang
dilakukan oleh Six Sigma adalah :
-
Fokus
terhadap Kepuasan dan Kebutuhan Pelanggan (Customer Focused)
-
Menurunkan
tingkat kecacatan (Reduce Defect)
-
Berkisar
di sekitar Pusat Target (Center around Target)
-
Menurunkan
Variasi (Reduce Variation)
Konsep dasar dari Six Sigma sebenarnya berasal dari gabungan Konsep TQM
(Total Quality Management) dan Statistical Process Control (SPC) dimana kedua
konsep tersebut berasal dari pemikiran-pemikiran para pakar seperti Deming,
Ishikawa, Walter Shewhart dan Crossby. Dalam perkembangannya, Six Sigma yang
mulanya adalah sebuah metric berkembang menjadi sebuah Metodologi dan
saat ini sudah menjadi sebuah Sistem Manajemen.
Dalam Penerapan Six Sigma, target atas kecacatan atau kegagalan proses
dikontrol dalam target 3,4 DPMO (Defects per Million Opportunities atau
Kegagalan per sejuta kesempatan) yang artinya dalam 1 Juta unit produk yang
diproduksi hanya ada 3,4 unit yang cacat. Berarti perusahaan memproduksi produk
dengan tingkat kepuasan pelanggan mencapai 99,9997%.
Tingkatan
Posisi Six Sigma
Tingkatan
Posisi bagi orang dalam Metodologi Six Sigma adalah :
1.
Champion /
Sponsor (Top Management)
2.
Master
Black Belt
3.
Black Belt
4.
Green Belt
5.
Team
Members (Anggota Team)
6.
Proses
Owner (Pemilik atau orang yang mengerjakan proses)
Pengetahuan tentang Statistik wajib dimiliki bagi orang yang menggunakan
Metodologi Six Sigma ini terutama pada posisi Green Belt, Black Belt dan Master
Black Belt. Untuk mendapatkan sertifikasi Green Belt, Black Belt dan
Master Black Belt diperlukan pelatihan khusus dan di uji oleh badan penguji
seperti ASQ (Amerika Serikat) dan SQI (Singapura).
5 Tahap dalam Six Sigma (DMAIC)
Terdapat 5
Tahapan yang dipergunakan Six Sigma dalam penyelesaian masalah dikenal dengan
Metode DMAIC , yaitu :
1. DEFINE
Yaitu Tahap pertama dalam Six Sigma untuk mendefinisikan dan menyeleksi
permasalahan yang akan diselesaikan beserta Biaya, manfaat dan dampak terhadap
Pelanggan (customer)
Alat-alat
(Tools) yang digunakan dalam tahapan Define ini antara lain :
-
Function
Deployment Process Map
-
SIPOC Map
(Diagram Supplier, Input, Proses, Output dan Customer)
-
Pareto
Chart
-
FMEA
(Failure Mode Effect Analysis)
-
Affinity
Diagram
-
Relation
Diagram
-
Cause and
Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
2. MEASURE
Measurement adalah Tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah
didefinisikan untuk diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data
yang kemudian Mengukur Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat
ini untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melakukan perbaikan
dan peningkatan selanjutnya.
Alat-alat
(Tools) yang digunakan dalam tahapan Measurement adalah :
-
Cause and
Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
-
Probability
Distributions (Distribusi Probabiliti)
-
Basic
Statistic seperti Mean, Median dan Modus
-
Gage
Reproducibility and Repeatability (GR&R)
-
Process
Capability
3. ANALYSIS
Tahapan Analysis adalah tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan
masalah berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di
dalam Tahapan ini, kita harus dapat menganalisis dan melakukan validasi
terhadap Akar Permasalahan (Root Causes) atau Solusi melalui
pernyataan-pernyataan Hypothesis.
Alat-alat
(Tools) yang digunakan dalam tahapan Analysis adalah :
-
Uji
Hipotesis (Hypothesis Testing)
-
Regression
-
Correlation
Analysis
-
ANOVA
(Analysis of Variance)
-
Multi-Vari
Analysis
-
Contingency
Table
4. IMPROVE
Setelah mendapat Akar Permasalahan dan Solusi serta men-validasi-nya, tahap
selanjutnya adalah melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut
dengan melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi
tersebut sehingga benar-benar bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang
kita alami.
Di Tahap
Improvement, alat yang digunakan adalah DOE atau Design of Experiment yang
terdiri dari :
-
Factorial
Design
-
General
Full Factorial Design
-
Fractional
Factorial Design
5. CONTROL
Tujuan dari tahapan Control adalah untuk menetapkan Standarisasi serta
mengontrol dan mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan
tersebut dalam jangka panjang dan mencegah potensi permasalahan yang akan
terjadi di kemudian hari ataupun ketika ada pergantian proses, tenaga kerja
maupun pergantian manajemen.
sumber :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Six_Sigma
- http://aguscahyanto1.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-dan-implementasi-six-sigma.html
- http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-six-sigma-5-tahapan-six-sigma-dmaic/
0 komentar:
Posting Komentar