http://www.fcbarcelona.co.id/

Jumat, 13 Mei 2016

Target ke depan setelah lulus dari perkuliahan

Nama saya Mohamad Yani, saya lahir di Cirebon 8 Agustus 1992. Saya tinggal di Bogor dari tahun 1996 sampai saat ini. Saya sekolah di SD Sasanawiyata 01, SMP Taruna Andigha, SMAN 2 Bogor, Diploma IPB, dan melanjutkan kuliah di Universitas Gunadarma. Sebelum saya masuk IPB, saya mempunyai keinginan bekerja di pertambangan. Keinginan untuk mencapai saya perjuangkan mengikuti SNMPTN.
Namun, saya tidak lolos seleksi masuk. Tetapi saya keterima di Diploma IPB jurusan Teknik Komputer. Sangat jauh sekali dari impian saya yg ingin bekerja di pertambangan. Tetapi saya tidak kecewa, sekolah negeri terkenal di Bogor itu sangat dibanggakan. Di Diploma IPB kemampuan praktek sangat dibutuhkan, saya mencari kemampuan dari hardware, maupun software. Karena di jurusan Teknik Komputer mempelajari hardware, walaupun ada software tidak begitu banyak dipelajari.
Saya selama di Diploma sangat menyukai multimedia, karena saya dapat mengkreasikan kemampuan yang saya miliki. Saat tugas akhir saya mengambil tema multimedia yaitu video company profile, saya magang di BPPT-BTMP Tanggerang. Disana saya membuat video tentang BPPT-BTMP selama 2 bulan. Setelah magang selesai untuk membuat hasil video kemudian membuat tulisan akhir dan akhir nya lulus sidang Diploma IPB.
Setelah saya lulus sidang keesokan hari nya, saat ingin memperbaiki hasil tulisan akhir saya dipanggil oleh pembimbing dan ditanyakan untuk menjadi asisten dosen multimedia. Saya pun langsung segera bilang iya tanpa berpikir panjang, karena kesempatan seperti ini tidak datang 2x. Alhamdulillah saya bisa ke panggil walaupun saya belum mengajukan lamaran untuk menjadi asisten dosen.
Saya lulus dari Diploma IPB tahun 2013 sudah menjadi asisten dosen. Saya melanjutkan kuliah S1 di Universitas Gunadarma tahun 2014, saya mengambil kelas malam untuk kuliah. Karena pagi nya saya menjadi asisten dosen di IPB sampai saat ini. Mungkin bagi kebanyakan orang asisten dosen hal yang sepele tetapi bagi saya itu hal yang sangat menakjubkan apa lagi jika saya bisa menjadi dosen. Jika ada rezeki saya bisa menjadi dosen. Keinginan saya untuk kedepan ialah ingin membuka usaha design, karena saya sangat menyukai seni. Apalagi jika berhubungan dengan editing video. Sambil buka usaha saya juga ingin menjadi dosen. Karena ingin membagi ilmu kesemua orang, saya pun jadi teringat dengan ucapan almarhum dosen IPB,”kita itu harus menjadi orang yang cepat mutu, cepat guna”. Semoga hal ini bisa tercapai oleh saya. “AAMIIN”

Kamis, 21 April 2016

Six Sigma

                Six sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Manajemen (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan menghilangkan biaya. Six sigmajuga disebut sistem komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control )dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto(Pareto Chart) dan Histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Dari berbagai penjelasan tentang six sigma, ada banyak definisi yang dipaparkan – namun jika kita tarik garis kesimpulan ada tiga hal yang mendasar dari definisi six sigma.

Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :
-          Fokus terhadap Kepuasan dan Kebutuhan Pelanggan (Customer Focused)
-          Menurunkan tingkat kecacatan (Reduce Defect)
-          Berkisar di sekitar Pusat Target (Center around Target)
-          Menurunkan Variasi (Reduce Variation)

Konsep dasar dari Six Sigma sebenarnya berasal dari gabungan Konsep TQM (Total Quality Management) dan Statistical Process Control (SPC) dimana kedua konsep tersebut berasal dari pemikiran-pemikiran para pakar seperti Deming, Ishikawa, Walter Shewhart dan Crossby. Dalam perkembangannya, Six Sigma yang mulanya adalah sebuah metric berkembang menjadi sebuah  Metodologi dan saat ini sudah menjadi sebuah Sistem Manajemen.

Dalam Penerapan Six Sigma, target atas kecacatan atau kegagalan proses dikontrol dalam target 3,4 DPMO (Defects per Million Opportunities  atau Kegagalan per sejuta kesempatan) yang artinya dalam 1 Juta unit produk yang diproduksi hanya ada 3,4 unit yang cacat. Berarti perusahaan memproduksi produk dengan tingkat kepuasan pelanggan mencapai 99,9997%.


Tingkatan Posisi Six Sigma

Tingkatan Posisi bagi orang dalam Metodologi Six Sigma adalah :

1.       Champion / Sponsor (Top Management)
2.       Master Black Belt
3.       Black Belt
4.       Green Belt
5.       Team Members (Anggota Team)
6.       Proses Owner (Pemilik atau orang yang mengerjakan proses)

Pengetahuan tentang Statistik wajib dimiliki bagi orang yang menggunakan Metodologi Six Sigma ini terutama pada posisi Green Belt, Black Belt dan Master Black Belt. Untuk mendapatkan sertifikasi  Green Belt, Black Belt dan Master Black Belt diperlukan pelatihan khusus dan di uji oleh badan penguji seperti ASQ (Amerika Serikat) dan SQI (Singapura).

5 Tahap dalam Six Sigma (DMAIC)

Terdapat 5 Tahapan yang dipergunakan Six Sigma dalam penyelesaian masalah dikenal dengan Metode DMAIC , yaitu :

1.       DEFINE

Yaitu Tahap pertama dalam Six Sigma untuk mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan yang akan diselesaikan beserta Biaya, manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer)

Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Define ini antara lain :

-          Function Deployment Process Map
-          SIPOC Map (Diagram Supplier, Input, Proses, Output dan Customer)
-          Pareto Chart
-          FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
-          Affinity Diagram
-          Relation Diagram
-          Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix) 

2.       MEASURE

Measurement adalah Tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah didefinisikan untuk diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data yang kemudian Mengukur Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat ini untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melakukan perbaikan dan peningkatan selanjutnya.

Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Measurement adalah :

-          Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
-          Probability Distributions (Distribusi Probabiliti)
-          Basic Statistic seperti Mean,  Median dan Modus
-          Gage Reproducibility and Repeatability (GR&R)
-          Process Capability 

3.       ANALYSIS

Tahapan Analysis adalah tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di dalam Tahapan ini, kita harus dapat menganalisis  dan melakukan validasi terhadap Akar Permasalahan (Root Causes) atau Solusi  melalui pernyataan-pernyataan Hypothesis.

Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Analysis adalah :

-          Uji Hipotesis (Hypothesis Testing)
-          Regression
-          Correlation Analysis
-          ANOVA (Analysis of Variance)
-          Multi-Vari Analysis
-          Contingency Table

4.       IMPROVE

Setelah mendapat Akar Permasalahan dan Solusi serta men-validasi-nya, tahap selanjutnya adalah melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi tersebut sehingga benar-benar bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang kita alami.

Di Tahap Improvement, alat yang digunakan adalah DOE atau Design of Experiment yang terdiri dari :

-          Factorial Design
-          General Full Factorial Design
-          Fractional Factorial Design

5.       CONTROL

Tujuan dari tahapan Control adalah untuk menetapkan Standarisasi serta mengontrol dan mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam jangka panjang dan mencegah potensi permasalahan yang akan terjadi di kemudian hari ataupun ketika ada pergantian proses, tenaga kerja maupun pergantian manajemen.










sumber :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Six_Sigma
- http://aguscahyanto1.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-dan-implementasi-six-sigma.html
- http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-six-sigma-5-tahapan-six-sigma-dmaic/


Minggu, 20 Maret 2016

Manajemen Layanan Sistem Informasi

Apa itu Manajemen Layanan Sistem Informasi

Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:

·         Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
·         Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari pertempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
·         Pengambilan Keputusan, proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.


Menurut Francisco Proses Manajemen adalah suatu proses Penukaran terhadap nilai dan jasa

Manajemen layanan teknologi informasi (Information Technology Servide Management (ITSM)), yaitu metode pengelolaan sistem teknologi informasi yang terpusat pada perspektif konsumen layanan teknologi informasi terhadap bisnis perusahaan. Pada saat sekarang ini, banyak perusahaan yang menggunakan ITSM itu untuk menunjang usaha mereka agar lebih baik lagi. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang memanajemen layanan teknologi informasi itu sendiri.
Beberapa proses dari ITSM itu yaitu:

·         bagaimana menjaga keseimbangan antara bisnis layanan teknologi informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan customer.
·         Melayani dengan TI yang berkualitas dan dengan harga yang sesuai dengan keefektifan TI yang diberikan.
·         Membina kerjasama yang baik antara pihak suplier dan customer dengan tidak saling mengecewakan dan dapat memberikan layanan yang terbaik.

·         Membina dan melayani dengan tingkat kemampuan melayani sebaik- baiknya customer yang nantinya akan mempengaruhi terhadap kepuasan yang akan didapatkan customer tersebut.



Manajemen layanan teknologi informasi ini dibutuhkan hampir disemua pihak baik itu user individual, user manajemen, unit non TI ataupun manajemen paling atas. Dalam hal ini, user individual adalah pegawai yang harus dilayani oleh unit TI. Oleh karena itu perusahaan harus bisa menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan pelayanan dari unit TI tersebut. Misalnya saja unit penjualan mendapatkan layanan payroll. Namun ia hanya terbatas untuk mengetahui besar payroll yang dibayarkan kepada dia saja, tanpa dia bisa mengetahui gaji ataupun fitur lain dari pegawai lain karena untuk yang itu hanya dikuasai oleh HRD. Untuk itu, keperluan TI dipilih-pilih sesua kebutuhannya saja. Beberapa layanan TI yang digunakan seperti penggunaan komputer,print-sharing,internet maupun software bisnis tertentu.

Di sini juga ada hal yang mempengaruhi tantangan dalam manajemen layanan teknologi informasi, yaitu:

·         Menjaga jalannya layanan TI setiap saat.
·         Mengoptimalkan biaya TI.
·         Mengelola resiko dan kompleksitas TI.
·         Mencapai kepatuhan hukum dan peraturan.
·         Mengelola perubahan volume yang lebih tinggi.
·         Menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan bisnis.

Di sini juga ada Teknologi Informasi Infrastruktur Library atau biasa disebut ITIL. Ini merupakan rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi TI. ITIL diterbitkan dalam suatu buku yang membahas suatu topik pengelolaan TI yang isinya memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktek TI. ITIL dipublikasikan pertama kali yaitu 1989-1996.

1. Service Strategy
Ini merupakan inti dari ITIL Service Life Cycle yang memberikan panduan kepada pengimplementasian ITSM . Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar konsep ITSM, acuan, serta proses-proses inti.
Proses di dalamnya yaitu:
·         Service Portofolio Management.
·         Financial Management.
·         Demand Management.

2. Service Design
Agar layanan TI dapat memberikan manfaat pada bisnis, layanan TI harus terlebih dahulu didesain dengan tujuan bisnis dari pelanggannya. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk bisa secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI.

Proses di dalamnya yaitu:
·         Service Catalog Management.
·         Service Level Management.
·         Supplier Management.
·         Capacity Management.
·         Availability Management.
·         IT Service Countinuity Management.
·         Information Security Management.

3. Service Transition

Menyediakan panduan kepada organisasi TI agar dapat mengembangkan kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI. Tahapan ini menggambarkan bagaimana sebuah kebutuhan didefinisikan dalam Service Strategy, lalu dibentuk dalam Service Design dan selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation
Proses di dalamnya yaitu:
·         Transation Planning and Support.
·         Change Management.
·         Service Assset and Configuration Management.
·         Release and Deployment Management.
·         Service Validation.
·         Evaluation.
·         Knowledge Management.

4. Service Operational

Ini adalah tahapan life cycle yang mencakup semua kegiatan operasional layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat beberapa panduan-panduan untuk mengelola layanan TI secara efisien.

·         Proses di dalamnya:
·         Event Management.
·         Incident Management.
·         Problem Management.
·         Request Fulfillment.
·         Access Management.

5. Continual Service Improvement (CSI)

Contoh Framework Dalam Sistem Informasi

Framework diartikan sebagai kumpulan script (terutama class dan function) yang dapat membantu developer/programmer dalam menangani berbagai masalah-masalah dalam pemrograman sehingga developer lebih fokus dan lebih cepat membangun aplikasi.

Contoh : koneksi ke database, pemanggilan variabel, file, dll.

Macam- macam framework

·         Framework PHP
·         Code Igniter (CI)
·          Framework Javascript
·         Jquery
·         Framework Ruby.
·         Ruby on Rails (ROR)

Manfaat Framework

·         Membantu kerja developer dalam membangun aplikasi sehingga aplikasi   bisa selesai  dalam waktu yang singkat.
·         Penerapan Design Patterns memudahkan dalam rancangan, pengembangan dan   pemeliharaan sistem.
·         Stability dan Reliability, aplikasi yang kita bangun lebih stabil dan handal karena berbasis pada framework yang sudah teruji stabilitas     dan kehandalannya.
·         Coding Style konsisten, memudahkan dalam membaca kode dan dalam   menemukan bugs.
·         Security Concern, framework mengantisipasi dan memasang perisai   terhadap adanya berbagai masalah keamanan yang mungkin timbul.
·         Dokumentasi, framework dapat mendisiplinkan kita untuk menulis     dokumentasi untuk apa yang kita tulis.

Kelebihan Framework

Framework sendiri kelebihan utamanya bukan dari seberapa banyak library yang di sediakan, meski hal itu tentunya akan sangat membantu proses development. Kelebihan yang bisa kita ambil dari framework adalah kerangka kerja dari framework tersebut dalam menyelesaikan modul-modul yang dikembangkan sehinga mengeluarkan sebuah metode pekerjaan yang lebih efisien, lebih rapi, lebih bersifat general, dan lebih homogen

Kekurangan Framework

Para programmer mungkin akan menemukan batasan-batasan ketika merancang aplikasi menggunakan framework. Kemungkinan akan menambah biaya development apabila framework yang digunakan kurang terdokumentasi dan kurang di support. Pada linked system, antara system, informasi dan manajemen saling terintegrasi sehingga membuat sebuah system yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Dimana posisi 3 elemen tersebut tidak dalam satu bidang namun saling keterhubungan antara satu dengan lainnya. Hal ini berbeda dengan nested system yang keterhubungannya dalam satu ruang lingkup yang sama. Dimana informasi merupakan bagian dari system, dan system merupakan bagian dari manajemen sehingga 3 elemen tersebut saling keterhubungan dalam satu ruang lingkup.

Framework Zachman
Framework Zachman merupakan matriks 6x6 yang merepresentasikan interaksi dari dua skema klarifikasi-arsitektur system 2 dimensi. Pada dimensi pertama Zachman menggambarkannya sebagai baris yang terdiri dari 6 perspektif, yaitu :

·         The Planner Perspective (Scope Context) --> Daftar lingkup penjelasan   unsure bisnis yang dikenali oleh para ahli strategi sebagai ahli teori.
The Owner Perspective (Business Concept) --> Model semantic   keterhubungan bisnis antara komponenkomponen bisnis yang didefinisikan   oleh pimpinan eksekutif sebagai pemilik.
·         The Designer Perspective (System Logic) --> Model logika yang lebih   rinci yang berisi kebutuhan dan desain batasan system yang   direpresentasikan oleh para arsitek sebagai desainer.
·         The Builder Perspective (Technology Physics) --> Model fisik yang   mengoptimalkan desain untuk kebutuhan spesifik dalam batasan teknologi   spesifik, orang, biaya dan lingkup waktu yang dispesifikasikan oleh   engineer sebagai builder.
·         The Implementer Perspective (Component Assemblies) --> Teknologi   khusus, tentang bagaimana komponen dirakit dan dioperasikan,   dikonfigurasikan oleh teknisi sebagai implementor.
·         The Participant Perspective (Operation Classes) --> Kejadian-kejadian   system berfungsi nyata yang digunakan oleh para teknisi sebagai   participant.

Zachman menggambarkan setiap pertanyaan fundamental dalam bentuk kolom/focus.
  • What (kolom data) : Material yang digunakan untuk membangun system   (inventory set)
  •  How (kolom fungsi) : Melaksanakan aktivitas (process transformation)
  • Where (kolom jaringan) : Lokasi, tofografi dan teknologi (network nodes)
  • When (kolom waktu) : Kejadian, siklus, jadwal (time periods)
  • Why (kolom tujuan) : Tujuan, motivasi dan inisiatif (motivation reason)

sumber :
http://nindyasne.blogspot.co.id/2016/03/manajemen-layanan-sistem-informasi.html
https://wawanzone.wordpress.com/2011/03/02/manajemen-layanan-teknologi-informasi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_manajemen

Rabu, 27 Januari 2016

Analisis Manajemen PT PLN (Persero)


 
Analisis Organisasi

PT PLN (Persero) berpedoman pada visi dan misinya melakukan perlindungan terhadap pelanggan dengan melaksanakan prioritas layanan kepada masyarakat. PT PLN (Persero) selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan listrik calon pelanggan mulai dari kelas rumah tangga, usaha atau bisnis,industri dan umum. Peningkatan kualitas layanan PT PLN (Persero) antara lain: (1) Peningkatan mutu produk berupa keandalan pasokan listrik, tegangan dan frekuensi listrik sesuai dengan standar yang ditetapkan termasuk kecukupan pasokan listrik;  (2) Peningkatan akurasi pencatatan meter pemakaian listrik kWh, kVARh; (3) Peningkatan mutu layanan di mana seluruh jajaran karyawan PT PLN (Persero) memperlakukan pelanggan sebagai mitra bisnis.

PT PLN (Persero) selalu berusaha untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup. Program kegiatan yang telah dan sedang dilaksanakan PLN di bidang lingkungan hidup, antara lain: (a) Melaksanakan kebijakan umum perusahaan bidang lingkungan hidup, (b) Mengikuti program peduli lingkungan global/pelaksanaan Clean Development Mechanism (CDM), (c) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Sebanyak 34 unit PLN tersebar diseluruh Indonesia telah mendapat sertifikat ISO 14001 dan sebanyak 12 Unit telah mendapat sertifikat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).

Sesuai Undang-Undang RI no. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, rangkaian kegiatan perusahaan adalah : (1) Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup pembangkitan tenaga listrik, penyaluran tenaga listrik, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik, pengembangan penyediaan tenaga listrik, dan penjualan tenaga listrik, (2) Menjalankan usaha penunjang listrik yang mencakup konsultasi ketenagalistrikan, pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan, pemeriksaan dan pengujian peralatan ketenagalistrikan, pengoperasian dan pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan, laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik, sertifikasi peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik, sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan, (3) Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya untuk tenaga listrik, jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik, industri perangkat keras, lunak dan lainnya di bidang ketenagalistrikan, kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan, usaha jasa ketenagalistrikan.

Komunikasi dalam Organisasi

Falcione dalam Pace dan Faules (2001: 149) dalam Filemon (2013) menyatakan bahwa “iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif langgeng pada organisasi”. Untuk menganalisis iklim komunikasi di suatu organisasi, Pace dan Faules (2001) mengemukakan enam faktor untuk menganalisis masalah tersebut yaitu:

  • Kepercayaan, personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan.
  •  Pembuatan keputusan bersama, para pegawai di semua tingkat dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberikan kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen diatas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. Misalnya PT. PLN (Persero) Area Sidoarjo, Pimpinan unit langsung dapat berkomunikasi dengan bawahan karena iklim komunikasi yang baik tetap harus menyertakan pendapat atau masukan dari bawahan.
  •  Kejujuran, suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan. Dalam hal ini pimpinan harus dapat dipercaya oleh bawahan.
  •  Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasi, para pemimpin, dan rencana-rencana. 
  • Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, personil di semua tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel disemua tingkat bawahan dalam organisasi secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan. Dalam hal ini, harus ada keselarasan komunikasi baik vertikal maupun horizontal. 
  • Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi, personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuantujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah, perhatian besar pada anggota organisasi lainnya. Maka dari itu, ada harapan yang lebih baik di mana karyawan tahu bahwa organisasi tempat bekerjanya ini memiliki tujuan bagus.
Menurut Efendi (2012), adanya sistem komunikasi organisasi maka kestrukturan dalam PLN menjadi lebih termanajemen. PLN tidak bisa berjalan dengan baik tanpa keorganisasian yang baik pula. Sejak berdirinya PLN mereka sudah menggunakan komunikasi organisasi yang baik sehingga dalam perjalanannya perkembangan yang signifikan pun terjadi. Kepercayaan masyarakat terhadap PLN juga dibuktikan dari semakin banyaknya pelanggan yang merespon tindakan baik dari PLN. Organisasi yang terjadi di PLN adalah dari atas ke bawah. Komunikasi yang terjadi di PLN dalam bentuk komunikasi formal dan non formal, hal ini akan menambah keakraban antar karyawan yang membuatnya semangat bekerja. Kemudian juga bentuk komunikasi verbal dan non verbal yaitu komunikasi ada yang dilakukan seperti berbicara face to face dari atasan ke bawahan atau sebaliknya. Komunikasi ini lebih efektif karena lawan bicara bisa melihat reaksi atau ekspresi wajahnya sehingga pesan yang dijadikan dapat cepat ditanggapi. Selain itu, komunikasi organisasi dalam PLN juga menggunakan bentuk non verbal. Komunikasi ini lebih cenderung dalam bentuk kode-kode seperti komunikasi karyawan yang jauh. Mereka pun menggunakan kode-kode yang bisa dipahami bersama.


Tata Kerja, Prosedur, dan Sistem Kerja PT PLN

Salah satu tugas utama PLN Puslitbang adalah menyusun Standar PLN (SPLN), yang berfungsi sebagai pedoman atau acuan kerja dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tata kerja, prosedur dan sistem pada unit kerja yang bersangkutan. Salah satu SPLN yang disusun adalah SPLN SMK3 yaitu SPLN U1.005:2014 yang berisi tentang standar implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan PT PLN (Persero).

Peristiwa-peristiwa kecelakaan kerja yang dialami pegawai di lingkungan PT PLN (Persero) mendorong segera diterbitkannya SPLN ini. Perusahaan Listrik Negara (PLN) didirikan berdasarkan peraturan pemerintah No.30 Tahun 1970. Pada tahun 1906 didirikan PLTA Pakar pada aliran sungai cikapundung dengan lng 800 KW dan maskapaukai listrik bandung ( Electricities Maatschapping ) dalam langkah awal untuk pengoperasian energi listrik dengan tenaga air.

PT.PLN Persero menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang usaha lain yang  terkait, berorientasi kepada kepuasaan pelangga, anggota perusahaan dan pemegang saham dengan mewujudkan upaya-upaya sebagai berikut :
1)      Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
2)      Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi
3)      Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

(1)   Peraturan Umum SMK3 yang Harus Dilaksankan

Dalam pelaksanaan SMK3 pada PT.PLN Persero ada beberapa peraturan umum yang harus dilaksakan oleh seluruh staf dan karyawan. Peraturan umum itu antara lain :

  • Seluruh karyawan dan pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus memahami dan mematuhi kaedah dan peraturan keselamat dan kesehatan kerja. 
  • Semua yang terlihat dalam pelaksanaan pekerjaan harus perduli dan tanggap akan bahaya kebakaran yang mungkin timbul. 
  • Penanggung jawab K3 harus menetapkan sanksi atau hukaman terhadap pelanggaran peraturan K3. 
  • Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
  •  Semua yang terlibat dalam pelaksnaan pekerjaan yang berupa gardu induk harus peduli dan tanggap untuk menjaga kerapihan dan kebersihan pada lokasi perbaikan.Pada lokasi-lokasi yang berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan adanya bahaya seperti zona terlarang yang merupakan daerah vital yang memilki tingkat kecelakaan cukup tinggi sehingga diperlakukan izin untuk masuk.

(2) Pedoman SMK3 PT PLN (Persero)

Pedoman SMK3 ini memuat kebijakan K3 ,daftar dokumen berupa prosedur kerja yang terkait K3 dan instruksi kerja K3, serta bagan organisasi K3. Pedoman SMK3 ini dapat digunakan sebagai informasi kepada pelanggan dan berbagai pihak yang berkepentingan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukakan di PT.PLN Persero. Pedoman SMK3 ini juga digunakan sebagai bahan pelatihan pegawai PT.PLN Persero dalam memahami komitmen perusahaan dan peranan mereka dalam SMK3.

(3) Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3

Keamanan bekerja harus diperhatikan dan diutamakan oleh seluruh staf dan pegawai yang terlibat dalam perbaikan instalasi. Keamanan bekerja harus tercermin dari beberapa faktor-faktor berikut :

  1. Sistem Kerja
  • ·        Potensi bahya dan nilai resikonya dalam proses kerja yang harus diidentifikasi dan dinilai oleh petugas yang berkompeten.
  • ·         Upaya pengendalian resiko dibahas dalam rapat tinjauan SMK3 di tempat kerja.
  • ·         Semua pekerjaan yang beresiko tinggi setelah dilakukan inspeksi yang ketat harus diberlakukan prosedur “ ijin kerja “ sebelum pekerjaan dimulai dan disetujui oleh para ahli keselamatan kerja atau para ahli yang berkompeten.
  • ·         Metode kerja yang aman untuk seluruh resiko yang diidentifikasi dan didokumentasi.
  • ·         Alat pelindung diri harus tersedia dan digunakan secara tepat dan selalu terpelihara, dan sebelum digunakan harus diperiksa dan sesuai standar serta layak pakai.
  • ·         Bila terjadi perubahan metode kerja / proses kerja maka pola pengendalian resiko harus diuji oleh.
  • ·         Untuk pekerjaan berbahaya hanya dilakukan oleh personil yang telah terlatih dan profesional serta memnuhi syarat yang ditetapkan.

  1. Tugas dan Waktu Kerja
Pegawai atau Petugas yang berada pada instalasi Tegangan Tinggi (TT) dibagi menjadai dua bagian yaitu :
  • ·         Operator Gardu Induk yang ebrtugas memantau beban trafo sutter dan memantau peralatan yang terpasang di Gardu Induk (GI).
  • ·         Petugas pemeliharaan bertugas memlihara peralatan instalasi Tegangan tinggi (TT).
  • ·         Jam kerja karyawan Gardu Induk dan Pemeliharaan diatur pada jadwal yang telah ditentukan.
  • ·         Jam kerja operator gardu induk diatur pada jadwal yang ditentukan 24 jam, jam kerja operator gardu induk dibagi menjadi 3 shift yaitu: jam 07.30 WIB – 15.00 WIB, 15.00 WIB – 22.00 WIB , 22.00 WIB – 07.30 WIB.
  • ·         Jam kerja bagian Pemeliharaan yaitu jamkerja dilakukan setiap hari yaitu pada pukul 07.30 WIB – 16.00 WIB.

  1. Pengawasan
  • ·         Tiap pekerjaan yang berlangsung harus diawasi untuk memastikan dilaksankannya pekerjaan yang aman dan mengikuti instruksi dan pedoman kerja yang telah ditetapkan.
  • ·         Setiap orang diawasi berdasarkan tingkat kemampuan dan tingkat resiko tugasnya.
  • ·         Pengawas harus serta mengidentifikasi bahaya dan melakukan upaya pegendalian.
  • ·         Pengawas harus ikit serta dalam pelaporan dan penyelidikan.
Pekerja pemeliharaan peralatan instalasi Tegangan Tinggi (TT) diawasi oleh 3 pengawas yaitu :
  • ·         Pengawas Manuver , Pengawas yang bertugas langsung di lokasi pekerjaan , mengontrol semua pekerja yang terlibat dan semua pekejaan yang dilakukan , dan mengetahui apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan prosedur atau tidak.
  • ·         Pengawas Pekerjaan , Pengawas yang bertugas mengontrol suatu pekerjaan yang sedang berlangsung, mengetahui kekurangan – kekurangan hasil yang telah dikerjakan, dan memberikan pengarahan kepada pekerja jika pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai.
  • ·         Pengawas K3 , Pengawas yang bertugas mengontrol kelengkapan keselamatan pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga tidak terjadinya kecelakaan.

  1. Seleksi dan Penempatan Tenaga Kerja
  • ·         Tenaga kerja yang dipekerjakan harus diseleksi dan ditempatkan sesuai persyaratan tugasnya dan persyartan kesehatnnya.
  • ·         Penugasan pekerjaan harus disesuiakan dengan kemampuan dan tingkat ketrampilan masing – masing tenaga kerja.

  1. Lingkungan Kerja
  • ·      Lingkungan kerja di Gardu Induk Tegangan Tinggi, semua pekerja instalasi Tegangan Tinggi (TT) berbahaya , resiko kecelakaan tinggi , pada pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan wajib mengikuti atau melaksankan Sistem Operasional Prosedur (SPO) yang telah ditetapkan.
  • ·         Tempat-tempat yang memilki pembatasan izin masuk harus dikendalikan.
  • ·       Rambu-rambu peringatan K3 dan tanda – tanda daerah berbahaya harus dipasang sesuai instruksi.
  • ·      Lingkungan kerja harus dinilai agar diketahui daerah – daerah yang harus memiliki pembatasan izin masuk.

  1. Kesiapan Untuk Menangani Keadaan Darurat
  • ·       Keadaan darurat seperti kebakaran telah dikutip dalam Sistem Operasional Prosedur (SOP) penanggulangan kebakaran baik di kantor region maupun di unit – unit pelaksanaan.
  • ·         Keadaan darurat yang potensila di sekitar tempat kerja telah diidentifikasi sesuai dengan instruksi kerja SMK3.
  • ·         Kondisi keadaan darurat setidaknya diuji sekali dalam 3 tahun.
  • ·      Intruksi kerja untuk keadaan darurat perlu diuji dan ditinjau ulang secara periodik oleh petugas yang berkompeten.
  • ·         Tenaga kerja mendapatka penjelasan dan pelatihan instruksi kerja keadaan darurat.
  • ·         Petugas penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan khusus.
  • ·         Pemberitahuan kondisi keadaan darurat diberikan secara jelas dan diketahui oleh seluruh tenaga kerja.
  • ·         Alat dan sistem keadaan darurat diperiksa , diuji dan dipelihara secar berkala.
  • ·         Kesesuaian penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan darurat telah dinilai oleh ahli yang berkompeten.
  • ·         Pengujiaan keadaan darurat meliputi : pengujian sistem alarm ,lampu emergency , tanda keluar , pintu darurat ,peralatan P3K , fasilitas komunikasi (internal &eksternal) ,tempat evakuasi dan peralatan pemadam.

(4)  Peralatan Pelindung Tubuh

Selain faktor-faktor keamanan bekerja yang telah disebutkan diatas , ada beberpa hal penting mengenai perlengkapan pelindung tubuh untuk menjaga keselamatn pekerja di lapangan,antara lain :

  • ·         Semua pekerja, karyawan dan tamu harus menggunakan topi pengaman saat (Helm) saat berada di lapangan.
  • ·         Sabuk pengaman dan tali penyelamat harus digunakan saat bekerja pada ketinggian di atas 2 meter.
  • ·         Pakai seragam oprator Gardu Induk Tegangan Tinggi.
  • ·         Sarung tangan harus digunakan sewaktu memegang barang atau benda yang menimbulkan listrik atau pada saat memperbaiki listrik tegangan tinggi / instalasi listrik.
  • ·         Alat pelindung telinga harus digunkan jika bekerja pada situasi kerja yang bising atau pada ruangan trafo tegangan tinggi.

(5) Penggunaan tangga pada saat berkerja di tempat tinggi

Pada saat bekerja di tempat yang tinggi harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 

  • ·         Tangga digunakan untuk memperbaiki instalasi listrik yang berada pada ketinggian.
  • ·         Tangga terdapat berapa macam ada tangga yang berbentuk huruf A dan tangga yang memilki tinggi lebih dari 2 meter dan disambung – sambung.
  • ·         Pemakaian tangga untuk keadaan berbahaya harus sesuai dengan Sistem Operasional Prosedur (SOP).
  • ·         Kemiringan tangga harus diaturs edemikian rupa sehingga aman saat digunakan.

(6) Kondisi pekerjaan di tempat yang tinggi.

Yang dimaksud bekerja di tempat tinggi adalah kondisi dimana terjadi perbedaan ketinggian pada lokasi pekerjaan sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan cukup besar.ketentuan – ketentuan yang harus diperhatikan :

  • ·         Pekerja harus dalam keadaan sehat , tidak takut ketinggian , menggunakan APD yang sesuai dengan aspek kerja.
  • ·         Harus dilakukan brefing / pembekalan oleh pengawas kepada pekerja yang akan berkerja.
  • ·         Pekerja haruslah orang yang telah mahir melakukan pekerjaan pada ketinggian.
  • ·         Pekerja harus memilki atau mengacu pada DP3 (Dokumen Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan) dan SOP (Sistem Operasional Prosedur).

(7) Prosedur Izin Kerja Untuk Pekerjaan Berbahaya atau Berisiko Tinggi

Tujuan dibuatnya prosedur izin kerja untuk keadaan berbahaya dan beresiko tinggi adalah untuk memberikan pedoman pada seluruh karyawan, tenaga kerja dan mitra kerja tentang persyartan yang harus dipenuhi sebelum melakukan pekerjaan yang berisiko tinggi dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja.

Pekerjaan berbahaya yang rutin dilaksanakan yaitu pada pemeliharaan peralatan Tegangan Tinggi (TT), maka dari itu prosedur kerjanya telah diatur dalam DP3 (Dokumen Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan ) meliputi sebagai berikut :

  • ·         Briefing rencana kerja.
  • ·         Izin pembebasan instalasi untuk dikerjakan
  • ·         Pelaksanaan manuver pembebasan tegangangan , yaitu pelaksanaan yang dillakukan pada instalasi yang seluruh tegangan di non-aktifkan.
  • ·         Pernyataan pekerjaan selesai.

Masalah Dalam Pelaksanaan SMK3 di PT.PLN Persero

PT.PLN Persero telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan cara menetapkan beberapa Peraturan , Pedoman , Kebijakan , dan Prosedur kerja yang bertujuan unruk mencegah dan mengendalikan potensi bahaya kecelakaan yang timbul saat berlangsungnya operasi.

Terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan pengoperasian teknis karyawan maupun lingkungan di mana terdapat beberapa hal yang merugikan perusahaan maupun masyarakat di lingkungan sekitar dalam pelaksanaan pengoperasian SMK3 di PT PLN Persero. Kecelakaan kerja yang terjadi pada karyawan banyak diakibatkan oleh kelalaian dalam menggunakan APD dalam melaksanakan tugas serta tingginya angka kecelakaan yang diakibatkan oleh teganggan tinggi pada individu , keluarga dan masyarakat.

Ada pun permasalahan yang dihadapi PT.PLN Persero dalam penerpan SMK3 adalah:

a.       Adanya beberapa pekerja yang tidak memenuhi kebijaksanaan keselamatan kerja yang telah ditetapkan perusahaan yaitu dengan mengkesampingkan pemakaian APD. Contohnya : pada saat perbaikan instalasi Gardu Induk Tegangan Tinggi masih ada pekerja yang tidak menggunakan APD dengan alasan tidak nyaman.

b.      Kurang pahamnya pekerja mengenai prosedur kerja. Contohnya : ada pekerja yang tidak memilki surat izin kerja , tidak menggunakan sarung tangan saat perbaikan listrik dengan alasan hanya perbaikan sedikit ,dan pekerja yang tidak paham penggunaan peralatan kerja dan buku manual peralatan kerja terutama peralatan di luat yang berkaitan dengan sinar X,Radioaktif,Medam magnet dsb.

Solusi dari masalah tersebut yang bisa penulis utarakan adalah :

a.       Memperkerjakan karyawan sesuai dengan keahlian masing – masing serta menyampaikan atau merealisasikan kebijakan K3 dengan kata – kata yang mudah di pahami oleh pegawai , melakukan inspeksi keselamatan dan kelengkapan alat pelindung diri yang berada di dalam kantor yang merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kondisi peralatan tetap baik dan aman untuk digunakan.

b.      Memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pekerja mengenai prosedur kerja yang ditetapkan perusahaan , serta dengan melakukan breafing kecil saat melakukan tugas. Sehingga dengan begitu pegawai akan memahami prosedur kerja yang berlaku sehingga kecelakaan bisa dikurangi.

Kekurangan dan Kelebihan dalam Pelaksanaan SMK3 di PT PLN (Persero)

PT. PLN Persero memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan dimana faktor inilah yang menjadi kendala dalam perusahaan dan bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan untuk berkembang lebih baik,bermutu dan berhasil serta dapat menjawab kebutuhan pasar.  

1.      Kelebihan
  • ·         Produktifitas perusahaan meningkat karena adanya tingkat kepuasaan pada konsumen dan kebutuhan listik masyarkat yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
  • ·         Tingkat efisien karyawan / pegawai memenuhi visi dan misi perusahaan sehingga tercipta suasana kerja yang aman , nyaman dan relatif disiplin.
  • ·         Berkurangnya angka kecelakaan kerja dalam frekuensi yang kecil.

2.      Kekurangan
  • ·         Masih terdapat karyawan / pegawai yang tidak mematuhi aturan dan kebijakan perusahaan dalam pelaksanaan kerja.
  • ·         Masih terdapat angka kecelakaan kerja walaupun dalam skala yang kecil.
  • ·        Kurangnya sosialisasi dari perusahaan kepada konsumen dan masyarakat di sekitar lingkungan tentang upaya pencegahan dan perlindungan diri terhadap barang / jasa yang dipakai ( listrik).

Analisis Kepegawaian

PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi meyakini bahwa sumber daya manusia yang dimiliki merupakan asset perusahaan yang sangat berharga, sehingga seluruh jajaran karyawan di PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi merupakan modal utama dalam menghadapi perubahan tantangan bisnis perindustrian yang selalu berubah.

PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi adalah sebuah BUMN yang bergerak dalam bidang kelistrikan yang sampai saat ini belum mencapai tingkat efektivitas organisasi yang diharapkan, bahkan cenderung mengalami kerugian. Hal ini merujuk pada pernyataan GM PLN Distribusi Jakarta dan tanggerang, Purnomo Willy, kerugian PLN selama dua minggu (9 Juni 2008 - 16 Juni 2008) sebesar 300 milia. hal tersebut disebabkan PLN terjadi pemadaman listrik yang berkala.(www.minergynews.com-9/07/08). Maka efektivitas di PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi masih harus ditingkatkan. Merupakan rahasia umum bahwa PT PLN memiliki kinerja yang buruk.

Menurut wawancara dengan Herry (Deputi Manajer SDM), bahwa tidak tercapainya efektivitas perusahaan adalah tampak sebagai akibat perilaku anggota organisasi yang buruk ditandai dengan lemahnya profesionalisme personil sumber daya manusia. Kondisi ini terlihat dari kurangnya tingkat kedisiplinan pegawai, ditandai dengan jam datang dan jam pulang yang tidak sesuai dengan ketentuan dan ketidakhadiran. Banyak pegawai yang masih belum memahami tentang apa tujuan dilaksanakanya SMUK dan bagaimana prosesnya. Kondisi ini tentunya menjadi kendala tersendiri dalam menerapkan sistem manajemen informasi kepegawaian secara efektif dan bernilai guna bagi perusahaan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya efektivitas organisasi, salah satunya yaitu produktivitas kerja sumber daya manusia.

Sehubungan dengan hal tersebut, pengelolaan sumber daya manusia membutuhkan suatu informasi. Siagian (2008:78) mengemukakan, pengelolaan sumber daya manusia tergantung pada informasi. Sependapat dengan pernyataan di atas, Simamora (2001:89) mengemukakan "manajer-manajer dan departemen sumber daya manusia membutuhkan informasi rinci yang sangat besar. Kualitas keputusan-keputusan sumber daya manusia semakin tergantung pada kualitas masukan-masukan informasi". Pentingnya pengelolaan BUMN dengan efektif tidak terlepas dari kedudukan dan fungsinya yang berkaitan dengan perekonomian negara karena BUMN amanat konstitusi sebagaimana tercermin dalam pasal 33 UUD 1945 yang memberikan pegangan bahwa "yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara".

Perlunya suatu sistem yang mampu menangani data dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang lama sehingga menghasilkan informasi yang relevan dan bermutu. Namun secanggih apa pun teknologi dan rancangan yang ada tidak akan dapat terlaksana dengan baik apabila tidak didukung oleh operator yang bener-benar menguasai sistem informasi manajemen kepegawaian. Keahlian profesional petugas operasional dapat memberikan layanan informasi yang tepat dan baik kepentingan setiap bagian dari organisasi yang bersangkutan sehingga upaya dalam setiap pemecahan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Manfaat khusus SIMPEG menurut Veitzhal Rivai yaitu :
Manfaat khusus SISDM atau SIMPEG
, salah satunya adalah untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan dalam rangka memastikan penempatan yang tepat waktu, karyawan-karyawan bermutu ke dalam lowongan-lowongan pekerjaan.

Berdasarkan data yang telah di uraikan sebelumnya diketahui bahwa salah satu faktor inefektivitas organisasi adalah rendahnya kinerja pegawai, penggunaakan sistem informasi manajemen kepegawaian sebagai suatu cara untuk meningkatkan kinerja pegawai agar efektivitas organisasi dapat tercapai. Pentingnya sistem informasi khususnya dalam bidang kepegawaian agar efektivitas dari organisasi dapat tercapai maka tentu saja PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi sebagai penyelenggara institusi penyelenggara jasa kelistrikan melakukan penghimpunan informasi dalam sistem informasi kepegawaian (SIPEG) dengan menggunakan sistem informasi berbasis teknologi untuk membantu kelancaran pembuatan dokumen penunjang serta data laporan pegawai.

Penyusunan Tata Ruang & Perencanaannya

Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan modrn saat ini. Semua aspek kehidupan sudah menggunakan teknologi sebagai sarana penunjang untuk meningkatkan kualitas, dan sebagian besar peralatan berbasis teknologi tinggi membutuhkan listrik sebagai sumber tenaga.Tak lepas dari fakta diatas, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai perusahaan yang diberi wewenang untuk mengelola kelistrikan di Indonesia tentu memiliki tanggung jawab yang cukup besar, mengingat listrik adalah salah satu kebutuhan yang menguasai hajat hidup oaring banyak. Sesuai dengan misinya PLN menjadikan tenaga listrik sebagaimedia untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi serta menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.Oleh karena itu, sebagai perusahaan yang memiliki tanggung jawab basar, PLN yang telah beberapa kali mengalami perubahan struktural ini berusaha meningkatkan kualitas kinerja dan profesionalisme para karyawannya. Dan secara terus menerus meningkatkan efisiensi perusahaan, terutama peningkatan pelayanan terhadap pelanggan dengan kegiatan-kegiatan yang antara lain menyediakan fasilitas-fasilitas baru. Hal tersebut diperjelas oleh pernyataan Drs. Mugiono, Manajer Pengelola Kantor Pusat PLN, bahwa dibutuhkan ruang-ruang baru untuk menunjang perubahan struktur dan program-program baru, seperti ruang direksi, beserta staffnya, serta ruang public untuk sosialisasi dengan masyarakat.

Sesuai dengan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No: 092.K/010/DIR/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas fungsi-fungsi organisasi dan tata kerja di PT. PLN (Persero) Kantor Pusat, maka perlu dilakukan penyempurnaan bagan struktur organisasi dan tata kerja PT. PLN (Persero). Dengan beberapa kali mengalami perubahan struktur dan upaya peningakatan efisiensi yang cukup tinggi, gedung kantor pusat PLN saat ini tentu kurang representative untuk mewadahinya, kinerja yang cukup tinggi membutuhkan suatu perencanaan dan perancangan ruang-ruang yang sangat menunjang. Apalagi dengan adanya program-program baru, fasilitas-fasilitas baru tentu dibutuhkan pula wadah yang sesuai dan menunjang kegiatan tersebut. Mengacu dari aktualitas tersebut jelas dibutuhkan suatu perencanaan dan perancangan kembali terhadap gedung PT. PLN (Persero) Kantor Pusat Jakarta sehingga diharapkan dengan adanya suatu pengembangan akan dapat meningkatkan kualitas kinerja dan profesionalisme karyawan untuk menunjang visi dan misi PLN sebagai perusahaan pemegang salah satu kebutuhan yang menguasai hajat hidup orang banyak.

Penyimpanan Data dan Dokumen (Studi Kasus PT PLN Persero Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan)

Perusahaan membutuhkan cara praktis dalam mengelola dokumen. Dokumen yang dimaksud adalah bermacam-macam bentuk surat seperti surat perjanjian, surat kuasa, surat pengantar, surat internal, surat undangan dan lain sebagainya. Dari banyaknya jenis surat tersebut, diperlukan sistem penyimpanan yang tepat untuk memudahkan dalam pencariannya. Tidak semua sekretaris perusahaan memanfaatkan teknologi informasi dalam mendukung dan mempermudah pekerjaannya, termasuk untuk penyimpanan dokumen. Teknik secara manual masih diterapkan oleh sekretaris pada PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan.

Penanganan penyimpanan surat internal (nota dinas) masih dicatat dalam sebuah buku. Hal tersebut masih diterapkan dengan tujuan jika menggunakan sistem aplikasi, terkadang terjadi kerusakan pada sistem, koneksi, jaringan dan listrik padam. Sehingga terdapat pemahaman dan penerapan yang berbeda pada tiap perusahaan dalam hal penggunaan teknologi informasi untuk menangani dokumen yang banyak jumlahnya.dan semua tergantung dari kebijakan perusahaan. Pada dasarnya setiap surat yang masih memiliki kegunaan, baik untuk masa sekarang dalam pekerjaan sehari-hari (arsip dinamis) maupun untuk masa yang akan datang (arsip statis) harus disimpan dan dipelihara dengan baik karena 2 arsip memiliki peranan yang sangat penting bagi pimpinan dalam rangka pengambilan keputusan. Tugas penyimpanan data dari surat masuk dan surat keluar perlu diorganisasi dan dikerjakan oleh unit-unit yang terlibat dalam proses pengelolaan surat masuk, yang terdiri dari penerima, penyortir, unit pencatat, unit pengarah, unit pengolah, dan unit penata arsip.

Kegiatan pengelolaan surat masuk dan surat keluar PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surabaya Selatan difungsikan pada bagian sekretariat. Sedangkan pada bagian sekretaris hanya sebagai perantara untuk menyampaikan kepada pimpinan jika terdapat surat yang membutuhkan tanda tangan pimpinan, sedangkan sekretaris itu sendiri mengelola dokumen surat internal (Nota Dinas) dengan disimpan ke dalam sebuah ordner dan dicatat dalam sebuah buku. Tugas sekretaris yang profesional tidak hanya mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan surat, tetapi membantu pimpinan memudahkan dalam mengingat apa saja yang perlu dikerjakan saat itu atau saat yang akan datang. Membuat jadwal untuk pimpinan yang meliputi banyak hal seperti acara perjalanan dinas,seminar, lokakarya, rapat kerja, rapat umum, dan sebagainya.

Sekretaris dapat membuat perencanaan perjalanan atau seluruh kegiatan dengan cara manual seperti mencatat di notes pribadi maupun menggunakan teknologi (gadget) dan bisa juga melalui komputerisasi seperti memanfaatkan aplikasi Ms. Outlook 3. Selain menangani tugas yang berhubungan dengan internal perusahaan, sekretaris merupakan citra perusahaan di mata perusahaan lain. Sekretaris harus mampu membawa dan mempertahankan citra perusahaan di mata perusahaan lain. Secara singkat dapat dikatakan bahwa setiap organisasi atau setiap badan usaha pada dasarnya perlu menjalankan hubungan masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan pengertian publik, kepercayaan masyarakat, bantuan masyarakat, dan kerjasama masyarakat. Dalam menjaga semua hal tersebut, diperlukan seorang sekretaris yang handal dan profesional serta memiliki penguasaan skill dan teknologi dalam mendukung dan mempermudah pekerjaan.

Penyusunan Buku Pedoman Kerja di PLN

          Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/2002 yang mewajibkan seluruh BUMN untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dan dengan diratifikasinya UU BUMN yang di dalamnya terkandung prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)  di lingkungan PT PLN (Persero). Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan arah dan kejelasan tentang bagaimana prinsip (GCG) diterapkan dan dijabarkan di lingkungan dan dalam konteks PT PLN (persero).

            Corporate Governance dalam pedoman ini adalah “suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ PT PLN (Persero) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.

            Pedoman ini memberi garis besar struktur dan prosedur yang memungkinkan terciptanya dan dipertahankannya praktek corporate governance yang efektif dan memperlihatkan bagaimana hubungan antar berbagai bagian dalam konteks corporate governance tersebut. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberi informasi yang memadai bagi organ-organ pengurus PT PLN (Persero) mengenai apa yang harus dilakukan dan bantuan tenaga ahli yang diperlukan untuk mencapai hal itu. Pedoman ini dirancang untuk menjelaskan tentang hak dan kewajiban Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris, serta seluruh karyawan PT PLN (Persero).

            Pedoman ini telah mempertimbangkan kondisi PT PLN (Persero) saat ini dan dengan merujuk kepada prinsi(GCG)p-prinsip yang digariskan dalam Kepmen BUMN 117/2002 dan UU BUMN dan berbagai peraturan perundangan yang berlaku termasuk UU Perseroan Terbatas dan UU Ketenagalistrikan serta merujuk prinsip-prinsip yang diterima luas oleh komunitas internasional.

            Di bawah payung UU No 20 Tahun 2002 tentang ketenagalistrikan, PT PLN (Persero) saat ini sedang dalam proses restrukturisasi. Berbagai undang-undang termasuk UU Perseroan Terbatas sedang dalam proses revisi. Oleh karena itu, pedoman ini tidak dimaksudkan sebagai legal melainkan sebagai dasar dalam setiap kebijakan yang perlu terus-menerus diperbaharui dengan mengikuti perkembangan yang ada.

            Menurut Undang-undang No 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Badan Usaha milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modal nya dimiliki Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 15% sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
           
Dengan demikian, sebagai sebuah BUMN yang bergerak di bidang jasa ketenagalistrikan, PT PLN (Persero) adalah sebuah entitas legal milik Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan dan melakukan berbagai aktivitas lain yang diijinkan oleh undang-undang di bidang ketenagalistrikan.

            Praktek Good Corporate Governance berkembang mengikuti perkembangan Perusahaan dan harus disesuaikan untuk memenuhi perkembangan tersebut. Praktek terbaik terus berkembang mengikuti perubahan-perubahan di Indonesia maupun manca Negara. Tidak ada model tunggal untuk Good Corporate Governance. Pedoman ini berisi 15 aspek implementasi yang dijelaskan secara mendetail dalam bentuk rekomendasi praktek terbaik atau praktek internasional.

            Pedoman ini merupakan penjabaran dari 10 prinsip praktis implementasi Good Corporate Governance di lingkungan PT PLN (Persero). Kesepuluh prinsip praktis tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Meletakan dasar yang kuat untuk Direksi dan Komisaris.
Perusahaan perlu mengidentifikasi dan mempublikasikan peran dan tanggung jawab Direksi dan Komisaris PT PLN (Persero).

  1. Mengembangkan struktur Komisaris dan Direksi yang bernilai tambah.
Mengembangkan Komposisi, ukuran, dan komitmen yang efektif dari Komisaris dan Direksi agar dapat melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban secara memadai.

  1. Mengembangkan proses pengambilan putusan yang etis dan bertanggung jawab.
Secara aktif mengembangkan proses pengambilan putusan yang etis dan bertanggung jawab.

  1. Menumbuhkan dan mempertahankan integrita dalam laporan keuangan.
Memiliki struktur yang secara independen memverifikasi dan memperthankan intefritas laporan keungan perusahaan.

  1. Membuat disklosur atau pengungkapan yang tepat waktu dan berimbang.
Mengembangkan praktek disklosur yang tepat waktu dan berimbang tentang segala sesuatu yang penting mengenai perusahaan.

  1. Menghormati hak-hak pemegang saham.
Menghormati hak-hak pemegang saham dan mengembangkan system yang memungkinkan pemegang saham menjalankan hak-haknya.

  1. Mengidentifikasi dan mengelola risiko perusahaan.
Mengembangkan suatu system pengawasan dan pengelolaan risiko dan pengawasan internal yang sehat.

  1. Mendorong dan meningkatkan kinerja.
Secara wajar mengkaji dan secara aktif meningkatkan efektivitas Komisaris dan Direksi.

  1. Mengembangkan system remunerasi yang adil dan bertanggung jawab.
Memastikan bahwa tingkat dan komposisi remunerasi telah memadai dan masuk di akal dan hubungannya dengan kinerja perusahaan dan pribadi telah terumuskan dengan baik.

  1. Memahami dan peduli kepentingan-kepentingan sah para stekeholders.
Memahami kewajiban-kewajiban hokum dan kewajiban-kewajiban lain terhadap seluruh stakeholders.




  
 
Diakses tanggal 24 Januari 2016. http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/10364/989/bab4a.pdf?sequence=3

Diakses tanggal 24 Januari 2016. http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/10364/989/bab5.pdf?sequence=1

Diakses tanggal 24 Januari 2016. http://repository.upi.edu/4398/

Diakses tanggal 24 Januari 2016. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=124344&val=4687

Popular Posts

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Kontributor

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger

Blogger templates